Rabu, 09 Desember 2009

Matematika Menganyam Dunia

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang istimewa, dia bisa menjadi bagian penting dari ilmu-ilmu lainnya, dia berperan dalam pemecahan masalah, dia berperan sebagai alat, berperan sebagai pelengkap, berperan sebagai pedoman, berperan sebagai pengecoh, berperan sebagai penolak kesimpulan, berperan sebagai penguat kesimpulan, berperan sebagai peluruh kesimpulan, semua peran dapat dilakukan oleh matematika. Sungguh keistimewaan matematika membuat dirinya sangat dibutuhkan bagi cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Disadari atau tidak,setiap sisi kehidupan manusia selalu berkaitan dengan matematika. Manusia dapat menemukan matematika di setiap aktifitasnya, mungkin sedikit konyol bila ada yang mengatakan “saya kuliah mengambil jurusan Bahasa Indonesia, karena saya menghindari Matematika”. Justru dalam bahasa indonesia, matematika sangat besar perannya. Pernyataan-pernyataan yang ada dalam matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif, ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kata-kata dalam berbahasa.

Matematika merupakan ilmu yang menekankan pada ketelitian dan keteraturan. Ini merupakan sebagian dari sifat-sifat matematika. Dengan sifat ini, kebenaran berdasarkan matematika dapat dipertanggung jawabkan, walaupun untuk membuktikan kebenaran diluar ilmu matematika. Kebenaran tersebut dapat diterima oleh cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya karena kebenaran tersebut dibuktikan secara matematis yang mengandalkan penarikan kebenaran kesimpulan dengan penuh ketelitian dan keteraturan.

Matematika telah merangsak masuk ke dalam cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya. Cabang ilmu pengetahuan lainnya tidak akan mampu berbuat apapun tanpa ada peran matematika di dalamnya. Ini mengakibatkan matematika menjadi ilmu yang sangat dibutuhkan dan dituntut berperan banyak dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.

Bagaimana dengan matematika itu sendiri? Apakah matematika membutuhkan ilmu pengetahuan lainnya?. Matematika sangat membutuhkan cabang ilmu pengetahuan lainnya, ini jelas sekali. Karena, apalah artinya ilmu matematika tanpa adanya ilmu pengetahuan lainnya, matematika tidak dapat berperan apa-apa tanpa adanya cabang ilmu pengetahuan lainnya. Matematika membutuhkan cabang ilmu pengetahuan lainnya sebagai tempat mengekspresikan dirinya, matematika akan dapat melihat seberapa jauh dia dapat bereksplorasi, dapat melihat sejauh mana dia dapat menunjukkan perannya dalam ilmu pengetahuan lainnya.

Matematika membutuhkan cabang ilmu pengetahuan lainnya untuk perkembangan matematika itu sendiri juga. Dengan melihat perannya dalam ilmu pengetahuan lainnya, matematika dapat mengintrofeksi dirinya, bahwasannya dia juga memiliki kekurangan pada sisi-sisi tertentu, sehinnga matematika berusaha mengembangkan ilmunya untuk dapat memperbaiki kekurangannya.
matematika selalu menjaga konsistensinya. Dibelahan bumi manapun, dan kapanpun, 5 + 2 akan memberikan jawaban 7, tidak akan ada yang memberikan jawaban selain 7. Walaupun ada yang menggunakan lambang penulisan yang berbeda, tapi akan tetap memberikan jawaban yang sama.

Dengan sifat-sifat yang ada pada matematika, matematika dapat dengan mudahnya menjadi bagian dari cabang ilmu pengetahuan lainnya, ini pula yang mengakibatkan semua cabang ilmu pengetahuan diluar ilmu matematika menjadi bagian dari matematika. Matematika dapat menjadikan berbagai cabang ilmu pengetahuan menjadi memiliki rasa yang sama, memiliki kesamaan pola, memiliki kesamaan sifat dengan matematika. Tetapi, matematika pulalah yang dapat membentuk ilmu pengetahuan baru dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang telah ada. Matematika berperan membentuk pola dalam ilmu pengetahuan yang baru. Matematika juga berperan dalam mengelompokkan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang telah ada, sehingga tidak terlalu banyak keberadaan dari cabang ilmu pengetahuan.

Matematika berperan dalam menentukan pola dalam pengelompokkan cabang-cabang dari ilmu pengetahuan, matematika dapat mendesain sesuai dengan kesamaan sifat dari cabang-cabang ilmu pengetahuan menjadi pengelompokan-pengelompokan sederhana, sehingga manusia akan lebih mudah mempelajari dan memahami berbagai cabang ilmu pengetahuan yang ada.



Referensi :
Jujun S. Suriasumantri, 2007, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapn Jakarta
Harold H. Titus, alih bahasa oleh Prof. Dr. H. M. Rasjidi, 1984, Persoalan-persoalan Filsafat, Jakarta, P.T Bulan Bintang Jakarta.

1 komentar:

  1. Ikhtiar anda bisa berbuah skema, sedangkan ikhtiar selanjutnya mungkin berbuah substansi. Renungkanlah.

    BalasHapus